Thursday, November 12, 2015

BAGIAN PERTAMA: KEPEDULIAN PARA DEWA

ibadah dari vhara ke vihara
sebenarnya istilah vihara belum banyak digunakan oleh umat khong hu cu sebelum pemerintah orde baru. mereka umumnya memakai nama kelenteng atau bio untuk menyebut tempat ibadahnya. konon kata kelenteng hanya ada di indonesia.

kata vihara mulai banyak digunakan setelah muncul tri-dharma, yaitu gabungan 3 macam ajaran konfusius, tao-is dan buddhis di kelenteng atau bio.

vihara adalah sebutan tempat ibadah umat buddhis.

suatu hari teman saya bertanya," apakah orang tidak beragama dapat masuk sorga?" saya menjawab dapat masuk sorga." sebab sorga tidak dapat dicapai dengan bicara tentang tuhan, hanya dengan cerita, membaca, berdoa dan janji. sorga hanya dapat dicapai dengan perilaku dan perbuatan yang baik dan benar.

laku dan perbuatan baik yang benar dalam beribadah inilah yang saya akan informasikan melalui tulisan ini.

tulisan ini bukan dari hasil mempelajari buku-buku (literature study), melainkan dari pengalaman kami dalam dialog dengan alam spiritual, jadi sifatnya tentu subjektif sekali. oleh karena itu kami susun menyerupai cerita agar informasi yang dapat disampaikan dapat dibaca dengan santai saja.

pada tiap cerita atau kasus mengandung pelajaran atau nasehat dari para dewa dan roh suci yang bermanfaat bagi kebaikan manusia.

pada bab I  berisi kasus-kasus yang menunjukkan kepedulian yang begitu besar dari para dewa dan roh suci terhadap manusia, juga berisi peringatan-peringatan untuk orang-orang di lingkungan tempat ibadah, dan juga memuat nasehat untuk selalu waspada, hati-hati dan teliti berurusan dengan dimensi gaib.

pada bab II  memuat beberapa hal mengenai vihara dan altar, seperti altar rumahan, altar pajangan, vihara rumahan dan altar vihara. semuanya mengandung pelajaran dan nasehat yang baik untuk diketahui.

pada bab III berisi informasi tentang apa yang sebaiknya diketahui dalam beribadah, seperti motivasi sembahyang dan doa, pandangan hidup, tata krama dan kesopanan, persembahan dan janji kepada dewa dan roh suci.

pada bab IV. ada raport perjalanan hidup dan mengelola karma , dua hal yang mungkin masih baru bagi anda. yang penting bukan istilah kedua ini tetapi apa itu raport perjalanan hidup dan bagaimana karma dapat dikelola. dan juga ada sedikit tentang hukum karma dan reinkarnasi serta ritual kwee-pang dan kias atau ruwatan.

semoga informasi buku ini dapat bermanfaat untuk kebaikan manusia.


BAB 1 :  OLEH-OLEH PERJALANAN KELILING

isi bab ini tidak memuat semua pengalaman dan oleh-oleh  selama kami berdua melakukan perjalanan keliling dari vihara ke vihara selama 15 tahun, saya hanya mengambil 12 kasus yang terbagi menjadi 3 bagian, yang saya anggap sudah dapat mewakili pesan dan nasehat yang diberikan oleh para dewa dan roh suci yang kami kunjungi.

bagian pertaman terdiri dari 4 kasus yang menunjukkan bahwa para dewa dan roh suci sangat perduli terhadap manusia yang melayani, merawat dan menjaga tempat ibadahnya.

bagian kedua terdiri dari 4 kasus, memberikan peringatan agar orang-orang dilingkungan tempat ibadahnya jangan berbuat nakal.

bagian ketiga terdiri dari 4 kasus, memberikan nasehat agar selalu waspada, hati-hati dan teliti, selalu menggunakan akal pikiran dan kecerdasan dalam menyikapi hal-hal yang berhubungan dengan dimensi gaib termasuk ibadah.



BAGIAN PERTAMA:   KEPEDULIAN PARA DEWA      


1. BIE LIEK HUD BUTUH DANA BIO        

waktu itu kami berdua masih secara rutin melalukan perjalanan ziarah keliling ke tempat-tempat suci yang ada di pulau jawa. ada beberapa teman yang mempergunakan kesempatan kami ziarah keliling ini menitipkan dana untuk diamalkan di tempat yang perlu diberi sumbangan. begitu juga pada perjalanan kami kali ini.

saya dan istri saya berserta 2 teman dalam satu mobil sampai di daerah lawang, malang, jawa timur. dipinggir kota lawang ada satu bio/kelenteng/vihara besar yang kurang terawat. altar utama di vihara ini adalah dewa bie liek hud atau buddha maitreya dalam budhisme. 

Bie Liek hud adalah dewa penguasa arwah.

waktu kami berdoa di altar pendamping, yaitu altar dewi kwan im dan altar hian thian siang tee, kami diberitahu oleh kedua roh suci ini, yang juga menjadi roh pembimbing kami bahwa bio ini sangat membutuhkan dana untuk oprational. supaya kami memberikan sumbangan yang cukup besar untuk bio ini.

karena dana titipan dari teman-teman untuk diamalkan telah tersebar di tempat yang telah kami kunjungi, maka dana yang masih ada tidak begitu banyak lagi. pada saat itu dewi kwan im memberitahukan agar  kami meminjamkan uang perjalanan kami pada tony dan atas nama tony disumbangkan ke bio ini. tony adalah salah satu teman yang selalu menitipkan dana amal kalau kami melakukan perjalanan ziarah.

dari dana amal yang masih tersisa ditambah sumbangan khusus dari tony dan juga dari sumbangan kami berempat, terkumpul jumblah uang yang cukup lumayan untuk dapat membantu kebutuhan dana untuk bio ini. waktu kami berempat pamitan untuk melanjutkan perjalanan kami, dewa bie liek hud mengucapkan terima kasih dan memberkati kami.

sesampainya kami di jakarta, saya menghubungi tony dan memberitahukan bahwa atas namanya telah saya sumbangkan sejumblah uang ke bio lawang atas saran dari dewi kwan im, tampa terlebih dahulu minta persetujuan nya-saya mohon maaf padanya, dan besok harinya tony sudah mengirimkan uang sejumblah yang telah saya sumbangkan ke bio bie liek hud di lawang.

sebulan kemudian, tony bersama kakaknya datang kerumah, mereka meminta saran mengenai rumah orang tuanya yang ada di jawa tengah yang saudara-saudaranya ragu-ragu dan khawatir.,sebab dulunya waktu ibunya masih hidup berpesan agar rumah tersebut jangan dijual. antara keinginan anak-anaknya dan pesan orang tuanya, mana yang harus dijalankan?

pada waktu itu kami merasakan kehadiran sosok arwah perempuan.,setelah kami tanya siapa dan untuk keperluan apa? kami baru tahu bahwa dia adalah arwah ibunya tony, dia diperintahkan turun menemui anaknya untuk memberikan penjelasan. dia mengatakan bahwa kalau rumahnya sudah tidak ada yang mau menempati, ya dijual saja tidak apa-apa. saya tanya padanya bahwa dia dulu telah berpesan kepada anak-anaknya agar rumahnya jangan dijual. jadi sekarang bagaimana? dia menjawab bahwa itu dulu memang keinginan nya, tapi sekarang tidak lagi.

kami beritahukan semua ini kepada tony dan kakaknya, sehingga mereka dengan senang hati dan mantap untuk menjual rumah orang tuanya dan uang hasil penjualan rumah tersebut akan diberikan kepada adik perempuan nya yang secara ekonomi berada paling bawah diantara saudara-saudaranya.
guru roh kami memberitahukan bahwa kehadiran arwah ibunya tony adalah atas perintah dari bie liek hud, sebagai balas budi atas sumbangan dana tony untuk bio di lawang.

suatu amal tampa pamrih akan selalu diberkahi roh suci.


2. UANG DARI KONG CO

dalam perjalanan keliling kali ini, saya lakukan bedua saja dengan istri saya, setiba di kota kelahiran kami bojonegoro, malam itu kami berkunjung di vihara hok tek ceng sin, satu-satunya vihara di kota ini.

setelah bersujud memberi hormat di altar utama dan altar pendamping, kami berdialog dengan dewa di altar utama. isi dialog diantaranya adalah kongco (sang dewa) meminta kami agar uang sumbangan amal yang kami bawa untuk vihara ini dibagi dua, satu bagian dimasukkan ke kotak sumbangan dan satu bagian lagi atas nama kongco disumbangkan kepada penjaga vihara yang sebentar lagi akan mantu anaknya.

kami terpaksa membuka kembali amplop yang berisi uang sumbangan amal titipan dari teman-teman yang kami baa setiap kali melakukan perjalanan ibadah keliling. yang ada amplop nya kami masukkan ke dalam kotak dan yang tampa amplop saya berikan kepada penjaga vihara, sebut saja namanya AG, sambil berkata, Pak AG, terimalah uang dari kongco, uang sumbangan dari kongco untuk Pak AG yang sebentar lagi mantu."

dengan raut wajah terkejut ,heran dan tidak mengerti AG bertanya kepada saya, " uang sumbangan dari kongco? bagaimana itu? saya tidak mengerti."

"ia betul, itu uang dari kongco untuk anda, anda tidak lama lagi akan mantu bukan?" kata saya. " ia betul, bagaimana bisa tahu?"

"kongco baru saja memberitahu saya."

dengan wajah masih penuh keheranan dan uang yang masih ada di genggamannya AG mengiringi kami meninggalkan Vihara.

wajar kalau AG terheran_heran, sebab saya tidak menjelaskan asal uang tersebut, dan dia juga dapat merasakan tebal tumpukan uang yang jumblahnya pasti mencapai ratusan ribu rupiah. bukan seperti uang tip yang biasa ia terima. sumbangan dari kongco ini tentu sangat membantu pesta nikah anaknya.

hok tek ceng sin kongco sangat peduli terhadap penjaga vihara ini.




3. JURU KUNCI MANTU


hari ini perjalanan kami sampai dikota cilacap, kami ziarah di sebuah petilasan suci yang terletak ditengah hutan lindung. setelah bersujud dan memberikan persembahan, roh suci petilasan ini berpesan supaya kami memberikan uang tip yang lebih banyak kepad juru kunci, sebab dia akan mempunyai hajad mantu cucunya.

sebelum pamitan untuk meninggalkan petilasan, saya berikan uang sumbangan kepada juru kunci sambil berkata,

"pak juru kunci, terimalah sumbangan kami untuk hajatan mantu cucu bapak."

"loh kok tahu kalau saya mau mantu cucu saya?."
" eyang baru saja memberitahu saya."

pak juru kunci sudah lama mengenal kami berdua dan mengetahui bahwa kami dapat berkomunikasi aktif dengan roh suci yang bersemayam dipetilasan ini.

kasus ini menunjukkan bahwa benar roh suci selalu perduli terhadap manusia yang melayani. menjaga dan merawat tempat ibadahnya.



4.JANDA JURU KUNCI


satu tahun yang lalu waktu perjalanan saya dan istri sampai di petilasan suci ini, juru kunci tempat ini sudah sakit cukup parah, gagal ginjal.

dari pengamatan batin saya sakit juru kunci ini full medis, tidak ada unsur non-medisnya, dia sudah tidak dapat turun dari tempat tidurnya.

tahun ini saya,istri saya dan 2 teman saya kembali berkunjung ke tempat ini. pak juru kunci sudah meninggal beberapa bulan lalu. tugasnya digantikan oleh istrinya.

setelah memberikan persembahan dan duduk bersujud kepada roh suci yang "duduk" di petilasan ini, kami mengadakan dialog dengan roh suci petilasan. salah satu isi dialog adalah kami berempat diminta untuk dapat menolong janda dari juru kunci, agar dapat memberikan santunan untuk keperluan hidupnya yang sangat memperihatinkan, tinggal di tengah hutan berbukit, serba kekurangan dan terpencil, jauh dari kota.

kami berempat sepakat mengajak janda ini ikut ke kota terdekat untuk membuka rekening tabungan di bank, sebagai sarana pengiriman uang santunan tiap bulan dari jakarta.

beberapa teman di jakarta setiap bulan ikut menyumbang untuk keperluan penyantunan janda juru kunci. jumblah uang santunan yang kami kirim tiap bulan sesuai dengan permintaan sang roh suci kepada kami, suatu jumblah yang lebih dari cukup untuk biaya hidup di kota kecil.

kami melakukan santunan ini selama hampir 2 tahun, sampai suatu waktu, sang roh suci hadir di rumah saya dan mengatakan agar pengiriman uang santunan ke janda juru kunci dihentikan, sudah cukup.

sekali lagi kasus ini membuktikan bahwa roh suci sangat memperhatikan dan menolong manusia yang melayani, merawat dan menjaga tempat ibadahnya, sampai ke keluarganya.


0 komentar

Post a Comment